Senin, 15 Mei 2017

KRITIK SASTRA

Nama    : ATILA SHELA YOLANDA
NIM      : 16017040
Kelas : B
       Dosen   : Dr. Yenni Hayati, M.Hum.






PRODI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2017




KRITIK SASTRA “NOVEL KALATIDHA”
Seno Gumira Ajidarma lahir di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958. Seno Gumira Ajidarma adalah seorang pengarang mutakhir dalam sastra Indonesia.Seno Gumira Ajidarma telah banyak membuat  dan menerbitkan karya-karyanya, seperti novel, roman, serta cerpen. Salah satu karya Seno yang terkenal adalah Kalatidha. Kalatidha merupakan novel yang termasuk ke dalam Angkatan 2000 atau Angkatan Mutakhir.
Novel Kalatidha karangan Seno Gumira Ajidarma merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Kekacauan-kekacauan yang terjadi pada zaman reformasi masih berimbas kepada kehidupan masyarakat pada saat sesudah reformasi. Tidak semua lapisan masyarakat bisa melupakan semua kekacauan akibat PKI terutama dengan mereka yang keluarganya menjadi korban pada saat itu. Semua kekacauan yang terjadi saat reformasi sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat sesudah reformasi sehingga menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran masyarakat, Oleh sebab itu, kehidupan pada masa sesudah reformasi sangatlah tegas. Semua orang yang dianggap atau diduga PKI langsung dihakimi oleh warga setempat. Kekejaman yang terjadi pada masa sesudah reformasi itu semata-mata karena masyarakat tidak ingin PKI kembali mengendalikan bangsa ini.
          Dari sekian banyak sastrawan serta pengarang yang membuat karya sastra pada periode mutakhir, hanya Seno Gumira Ajidarma lah yang berani membuat novel (karyanya) dengan bercerita mengenai peristiwa bersejarah G 30 SPKI ini. Karena peristiwa bersejarah ini sengaja digelapkan oleh rezim Orde Baru, sehingga banyak sastrawan yang tidak tahu persis mengenai peristiwa tersebut. Selain itu karena pengetahuan sejarah 1965 yang sangat terbatas, maka sangat sedikit sastrawan yang berani mengangkat cerita dengan latar belakang sejarah 1965. Namun karena adanya keberanian Seno Gumira Ajidarma, ia berhasil membuat sebuah novel yang bercerita mengenai latar belakang peristiwa sejarah G 30 SPKI.
Novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma  ini menampilkan kritik sosial. Kritik yang ditampilkannya  adalah kritik terhadap pemerintahan Orde Baru dan kritik terhadap masyarakat Indonesia. Kritik terhadap pemerintahan Orde Baru diungkapkan dengan pemenjaraan pikiran dan pengekangan kebebasan berpendapat. Hal ini tampak jelas pada novel ini dengan penggambaran bahwa orang yang bersalah ataupun tidak, tidak diberikan kesempatan untuk membela dirinya sendiri. Selain itu, kritik lain yang tergambar jelas pada novel ini adalah tindakan orde baru yang mengekang orang yang tidak sepaham dengannya. Kritik terhadap masyarakat yang digambarkan pengarang dalam novel ini adalah kritik yang menunjukkan bahwa manusia yang melakukan penindasan kepada orang yang tidak berdaya. Hal ini digambarkan lewat tokoh dokter dan juga petugas rumah sakit jiwa yang memerkosa gadis gila. Selain beberapa kritik yang ditampilkan sebelumnya, Seno Gumira Ajidarma juga mengemukakan kritik terhadap media massa yang tidak lagi independen, tetapi sudah digunakan oleh kelompok tertentu untuk tujuan tertentu pula.
Novel Kalatidha ini sulit untuk dipahami karena memiliki alur yang tidak jelas. Bahasanya juga sulit dimengerti. Tokoh dalam novel ini memiliki banyak sekali konflik batin dalam dirinya yang membuat cerita semakin berbelit-belit. Pemeran utama dalam cerita ini juga tidak jelas jalan fikirannya. Di akhir cerita novel ini tidak memiliki penyelesaian yang jelas. Pembaca dibiarkan berimajinasi sendiri dengan alur yang maju mundur tersebut. Peristiwa-peristiwa di dalam novel ini diceritakan secara jelas, sehingga terkesan kejam dan vulgar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar